Konsumerisme dikalangan Mahasiswa Jember(Studi Kasus Mahasiswa Gen Z)

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena budaya konsumerisme di kalangan mahasiswa Universitas PGRI Argopuro Jember dengan fokus pada pengaruh media sosial, Fear of Missing Out (FoMO), dan simbol status terhadap perilaku konsumtif. Pendekatan penelitian menggunakan studi literatur yang dipadukan dengan wawancara terhadap mahasiswa untuk memperoleh gambaran mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial, terutama Instagram dan TikTok, menjadi sumber utama informasi tren sekaligus media iklan yang efektif bagi mahasiswa generasi Z. Paparan iklan, baik dalam bentuk ads maupun content marketing oleh influencer, secara berulang memicu impulse buying, terutama saat disertai potongan harga atau promo terbatas. Kondisi ini selaras dengan konsep behavioral economics yang menjelaskan bahwa framing diskon dan efek kelangkaan (scarcity effect) dapat memperkuat dorongan membeli.

FoMO menjadi faktor psikologis yang signifikan, di mana mahasiswa terdorong membeli produk demi mengikuti tren, mempertahankan posisi sosial, dan menghindari rasa tertinggal. Mekanisme ini diperkuat oleh perbandingan sosial (social comparison) yang intens di media sosial. Selain itu, simbol status memainkan peran penting dalam membentuk identitas sosial mahasiswa. Kepemilikan barang bermerek dan mengikuti tren terbaru digunakan sebagai sarana menunjukkan status, mempertahankan citra diri, dan memperoleh pengakuan dari lingkungan sebaya. Kesimpulannya, budaya konsumerisme mahasiswa tidak hanya didorong oleh kebutuhan fungsional, tetapi juga oleh kebutuhan psikososial yang melibatkan citra, pengakuan sosial, dan identitas diri. Temuan ini menegaskan pentingnya literasi finansial dan pendidikan karakter untuk mengendalikan perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa.